Kamis, 29 Agustus 2019

Belum Rezeki

30/8/19.
Tanah itu jadi dibangun. Tanah yang sangat diincar dan berharap banget bisa dimiliki sekarang sudah menjadi hak orang.

Luas 90 m2, harga 150 juta. Posisi persis depan rumah. Murah. Harusnya bisa gw milikin. Harusnya. Dengan posisi gw kerja berdua harga segitu semestinya bisa dijangkau.

Tapi "dosa-dosa" itu menghadangnya. Coba diutak-atik mencari jalan tetap buntu.

Gw kalah. Dan terluka. Menunggu akhir tahun semoga ada jalan.

-------------------

Seiring waktu hampir terlupa soal tanah. Luka hampir sembuh.

Sampai minggu lalu ada kabar bahwa tanah itu sudah terbeli. Dan mau dibangun. Luka itu tergores lagi. Ingatan bahwa pernah punya keinginan untuk memiliki tanah tersebut kembali terngiang meski tidak se-ambisi saat awal. Menyesal. Tapi mau gimana lagi. Sudah laku.

Maka kubiarkan luka mengering.

________________

Dan hari ini tanah itu benar-benar akan dibangun. Pemiliknya datang.

Satu kesalahan yang baru saja gw lakuin adalah bercerita segamblangnya kepada tetangga tentang bagaimana proses gw berusaha mendapatkan tanah itu dan gagal. Ternyata malah jadi bumerang.

Kenapa nggak bilang-bilang?

Kenapa nggak diambil pak, murah itu..

Coba dulu diambil, dirapiin lalu dijual lagi, pasti untung.

Dan bermacam omongan yang menimbulkan gejolak di dada. Merendahkan. Dan olok-olok.

Menghadapi kenyataan  bahwa gw gagal memiliki tanah --yang murah dan posisi persis depan rumah-- itu, ditambah omongan mereka menanggapi kegagalan tersebut malah jadi makanan yang tidak enak untuk disantap. Getir.

Menimbulkan luka lagi.
____________________

Betapa polosnya gw. Malah membuka kebodohan sendiri.

____________________________________________________________________________________

Nggak lah. Gw nggak bodoh. Bodoh hanya anggapan mereka. Mereka tidak tau betapa gw sudah berusaha untuk mendapatkannya. Sampai pada satu kesimpulan bahwa memang belum rezeki. Iya, belum rezeki.

Allah sedang menyiapkan rezeki lain yang lebih baik untuk gw. Gw yakin dengan hal ini.

Allah sebaik-baik pemberi rezeki.

Allah yang Maha Menentukan atas segala sesuatu.

Allah belum mengizinkan untuk gw memiliki tanah itu, karena mungkin Allah tidak ingin gw terbelit hutang yang lebih banyak lagi nantinya. Allah mencukupkan satu rumah beserta isinya saat ini sebagai rezeki gw.

Allah akan menambah rezeki yang lain nanti jika gw bisa lebih bersyukur.

Allah Maha Baik.

Allah sebaik-baik pemberi rezeki.

Insya Allah.

Amiiin ya Rabbal 'alamiin.

Kamis, 27 Juli 2017

Gundah

Ibuku surga
Istriku surga
Anak-anakku surga
Tapi aku malah menciptakan neraka.

Bisu

Istriku, aku ingin bicara
......
....
...
.........
Lalu semuanya hening.

Senin, 06 Februari 2017

Pusing tanpa wujud

24 jam sehari
7 hari seminggu

Kepala gue
Kantor paling sibuk sedunia!

Selasa, 09 Agustus 2016

Surga dan Neraka

Dua orang wanita, sama-sama membawa surga di telapak kakinya. Satu wanita, telapak kakinya adalah surga untukku. Seorang lg telapak kakinya adalah surga untuk anak-anakku.
Betapa mulia mereka.

Aku malah menciptakan neraka buat mereka.
Betapa hinanya aku.

Kamis, 21 Mei 2015

Sedihhhh

Akhirnya kejadian jg kan, ada pesanan yg otomatis dibatalkan krn ampe batas waktu pengiriman gw ga bisa konfirmasi no resinya....
Haduuuuuhhh..

Tgl 14 meii, gw ada pesanan 4 pcs mat dudukan hp di dashboard. Harga total 108.000 dgn ongkir dan dia udh transfer ke rek tokopedia. Tgl 15 gw pesen ke satu toko, 5 pcs, harga 40.000, itu udh ongkir yg JNE YES dgn harapan hr itu jg di kirim biar bsk nyampe.
Ndilalahnya gw salah milih toko (ini kesalahan selanjutnya). Ga ada respon jawaban, mau di telpon atau di diskusi ga ngejawab.
Tgl 17 pesanan diproses.
Tgl 18 dikirim. Padahal tenggat waktu gw hrs konfirmasi itu 19 mei.
Itungan gw kalo barang nyampe tgl 19 pagi aja, msh keburu gw ke JNE. Nyatanya ampe gw brgkat shift 2 barang blm nyampe. Ini hr terakhir. Gw pasrah. Lepas customer pertama gw. Seharusnya ada penglaris. Seharusnya bisa pecah telor. Seharusnya......

Tgl 19 malem, tokopedia ngirim email: "Pesanan atas toko anda dibatalkan secara otomatis karna sampai tgl 19 anda tdk mengkonfirmasi resi pengiriman...(gimana mau ngirim barangnya blm dtg!)...uang akan kami kembalikan ke konsumen. Mohon jgn mengirim apapun kpd konsumen tsb. Selanjutnya kami harap agar anda mengkonfirmasi apakah menerima atau menolak pesanan agar konsumen dpt kepastian dan bisa mencari ke toko lain jika memang anda menolak pesanan tsb. Hal ini penting agar konsumen percaya dgn kredibilitas toko anda"...
Kurang lebih gitulah bahasanya.

Ya sudahlah, gw pasrah.

Besok paginya tgl 20 mei, gw baru ngeh ada paketan di lemari. Paketan itu. 5 pcs mat hp yg seharusnya gw kirim paling lambat kemarin.

Harusnya jd duit itu barang....

Pelajaran yg bisa diambil:
1. Pasti ketersediaan barang. Ini yg utama. Dgn barang tersedia maka gw ga tergantung pd toko lain utk pesen.
2. Pilih toko yg jual murah, lokasi jabotabek, dan fast respons.
> jual murah, jadi kalo gw mesen bisa dgn paket JNE YES. Selisih harga dan ongkirnya masih besar.
> lokasi jabotabek, ini msh berhubungan dgn pilihan paket pengiriman, dan selisih harga td.
> fast respons. Lebih gampang utk berkomunikasinya.
Selain dari itu semua syukur2 bisa dropship.

Rabu, 13 Mei 2015

Peluang bisnis

Toko Dhifa-Rabbanii di tokopedia akhirnya diputuskan utk mandeg. Banyak faktor yg menjd kendala.
Yang utama adalah tentang "stuff availablation" atau ketersediaan barang. Ini jd kesalahan mendasar. Dengan kondisi "stuff un-stock", maka akan berpengaruh di:
1. Harga barang. Modal nol, hanya menjalankan proses beli lalu dijual lg. Ketersediaan barang tergantung pd toko yg menjualnya. Harga otomatis hrs di mark up lg, untuk menutup modal pembelian ditambah profit. Sementara banyak toko menjual barang yg sama dgn harga dibawahnya. Kalah saing.
2. Waktu pengiriman. Membutuhkan waktu paling tdk seminggu utk membeli satu barang, lalu seminggu lagi utk proses pengirimannya. Kurang efektif. Konsumen blm tentu mau kalau hrs menunggu selama -paling tidak- seminggu. Kecuali kalau barang ready maka waktu pengiriman bisa dipangkas.
3. Permodalan. Untuk membeli satu barang dibutuhkan sejumlah uang utk membayarnya. Memang akan jd balik modal jg profit setelah konsumen membayar, padahal kondisi kas saat ini sangatlah memprihatinkan. Sedih.
4. Fokus.